Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banten Masuk Tiga Besar Kasus Flu Burung

Kompas.com - 17/12/2008, 16:20 WIB

PANDEGLANG, RABU - Provinsi Banten masih termasuk tiga besar provinsi di Indonesia dalam kasus flu burung, dengan jumlah kasus hingga November 2008 sebanyak 28 kasus dan meninggal 25 orang.
    
"Kasus flu burung di Banten masih tinggi dibanding daerah lain, terutama di Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang. Namun masih di bawah DKI Jakarta dan Jawa Barat," kata Kordinator Bidang Survailans dan Monitoring Terpadu Komnas Penanggulangan Flu Burung dan Pandemi Influensa (FBPI) Heru Setijanto pada workshop jurnalismne flu burung di Pandeglang, Selasa.

Menurut Heru, jumlah kasus flu burung di Indonesia hingga November 2008 sebanyak 139 kasus yang positif flu burung, dengan jumlah korban meninggal sebanyak 113 orang, 18 orang di antaranya meninggal pada 2008. Sedangkan perkiraan jumlah kerugian secara ekonomi akibat kasus flu burung dari 2004 hingga 2008 diperkirakan sebesar Rp4,1 triliun.

Ia mengatakan sejak 2003 hingga 2008 sebanyak 31 dari 33 provinsi merupakan daerah terinfeksi flu burung dan sebanyak 294 dari 498 kabupaten/kota dengan jumlah kematian unggas mencapai 13 juta. Dua daerah atau dua provinsi yang masih bebas dari flu burung hingga saat ini adalah Provinsi Maluku Utara dan Gorontalo.

Insiden rendah kasus flu burung terjadi di 13 provinsi di seluruh Indonesia di antaranya, NTB, NTT Papua, Papua Barat. Daerah endemi pada fase 3 terjadi di 18 provinsi yang tersebar di Pulau Jawa, Suamtera, Bali dan Sulawesi. Namun, hingga enam bulan terakhir belum ada laporan mengenai kasus tersebut.

Workshop Flu burung yang diselenggarakan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten bersama Unicef itu berlangsung di Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, dan diikuti puluhan wartawan media cetak dan elektronik.

Dalam worshop tersebut akan dilakukan peninjauan ke sebuah kampung di Kecamatan Labuan, Pandeglang yang sudah melaksanakan antisipasi penularan virus flu berupa penerapan bidang studi muatan lokal penyakit flu burung di sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com